Wednesday, October 27, 2010

Mata?

26 Oktober 2009, hari senin yang sibuk. Kuliah, atau mungkin lebih tepat bila dikatakan main-main di kampus. Aku melewati hari itu dengan lancar. Para dosen sedang berbaik hati hari itu, hanya meninggalkan setumpuk tugas tanpa ada yang mengajar. Langit terlihat aneh waktu itu. Aku ingat ada pusaran awan hitam tepat di atasku. Ingin rasanya aku foto langit itu lalu ku upload ke internet, tapi sayang waktu itu aku belum punya kamera. Tak merasa ada yang aneh selebihnya, aku bergegas pulang.
Sampai di rumah, aku memandang ke langit. Pusaran itu masih di atasku, dan terlihat lebih besar. Anehnya, setiap orang di rumah yang kutanya tentang awan itu tidak melihat apapun di langit. Merasa lelah, aku masuk kamarku dan merebahkan tubuh di atas kasur kamarku yang keras. Ku ambil hape nokia warisan Ibundaku lalu kukirim pesan pada seorang gadis. Gadis yang benar-benar aku sayang waktu itu, Mae. Hari itu pesan-pesan darinya terdengar aneh. Dan aku baru mengerti setelah sahabatku, Ardit memberitahuku bahwa mae bertanya padanya tentang benda apa yang kusukai. Seketika aku teringat kalau esoknya adalah hari ulangtahunku, dan Mae pasti merencanakan sesuatu untuk itu. Lalu aku tidur, agak cepat waktu itu, aku terlelap segera setalah Mae mengatakan sampai jumpa.
Malam itu, adalah awal dari mimpi buruk ini. Aku bermimpi kala itu, mimpi yang masi aku ingat sampai sekarang. Di mana seorang pria tua dengan harimau putihnya mengambil mata kananku, dan menukarnya dengan mata kanan dari macannya. Walaupun mimpi, aku teringat akan sakitnya. Sakit yang tidak pernah ku alami di dunia nyata, sakit yang ingin ku lupakan. Dan setelah itu, aku tidak terlalu ingat apa yang dikatakan pria tua tersebut.
Aku terbangun, dengan rasa sakit di mata kananku. Dan aku masih merasa seperti di alam mimpi. Mata kananku buta, benar-benar buta. Sebelum ku sempat berpikir apa yang terjadi mata kananku berkedut dengan kencang. Sangat kencang hingga membuat seluruh tubuhku merasakan rasa sakit itu. Aku bisa merasakan semua yang ada di sekitarku, hampir semua hal dalam radius sekitar satu kilometer. Mataku terasa sangat panas hingga aku menangis cukup deras, otakku serasa akan meledak kepenuhan setelah dimasuki ribuan macam hal. Seketika semua berakhir, dan aku langsung menyadari. Mata kanan ini...

6 comments:

  1. ternyata gini toh ceritanya. kalo orang yang gak ngerti mesti kirain ini cuma karangan fiktif belaka.

    ReplyDelete
  2. hahahhah... udah lah, ga usa dibahas. pengen ku jadiin novel.

    ReplyDelete
  3. SAYA TUNGGU NOVELMU :D
    bagus kok ceritanya :))

    ReplyDelete
  4. sepertinya lebih tepat dikatakan cerita bersambung daripada novel... hahahahh

    ReplyDelete
  5. terbitkan saja novelnya. kaya raditya dika. bermula dari cerita biasa dan disambung menjadi novel :D

    ReplyDelete
  6. ga ada niat seperti itu... hahahah... baca dulu aja, sukur kalo bisa berlanjut. :D

    ReplyDelete